Suara Orang Tua: Menimbang Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris di Sekolah. Sebagai orang tua dari seorang anak yang sedang menempuh pendidikan dasar, saya menyambut baik setiap upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk dalam pengajaran Bahasa Inggris. Saya memahami bahwa Bahasa Inggris bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga keterampilan hidup yang akan membuka banyak pintu bagi anak saya di masa depan. Namun, ketika saya mendengar bahwa sekolah mulai menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam pelajaran Bahasa Inggris, saya merasa perlu untuk menimbangnya secara lebih kritis—bukan hanya dari sisi idealisme pendidikan, tetapi juga dari sudut pandang orang tua yang menyaksikan langsung proses belajar anak di rumah.
Harapan yang Tinggi, Tantangan yang Nyata
Secara konsep, pembelajaran mendalam terdengar sangat menjanjikan. Anak-anak diajak untuk memahami Bahasa Inggris secara kontekstual, berpikir kritis, dan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Mereka tidak hanya menghafal kosakata, tetapi juga belajar berkomunikasi, berkolaborasi, dan menyampaikan gagasan. Sebagai orang tua, tentu saya ingin anak saya menjadi pembelajar aktif, bukan sekadar penghafal.
Namun, dalam praktiknya, saya melihat beberapa tantangan. Anak saya sering kali merasa bingung ketika diminta membuat proyek atau presentasi dalam Bahasa Inggris, padahal ia belum cukup menguasai dasar-dasarnya. Ia merasa tertekan karena harus tampil di depan kelas, sementara kemampuan berbicaranya masih terbata-bata. Saya khawatir bahwa pendekatan yang terlalu kompleks justru membuat anak kehilangan kepercayaan diri dan minat belajar.
Peran Orang Tua yang Semakin Besar
Dengan pendekatan pembelajaran mendalam, saya merasa peran orang tua menjadi semakin penting. Anak saya sering membawa pulang tugas-tugas yang membutuhkan pendampingan intensif, seperti membuat video, menulis opini, atau membaca artikel berbahasa Inggris. Sebagai orang tua yang tidak berlatar belakang pendidikan Bahasa Inggris, saya merasa kewalahan. Saya ingin membantu, tetapi keterbatasan saya membuat proses belajar menjadi tidak optimal.
Saya juga melihat bahwa tidak semua orang tua memiliki waktu, sumber daya, atau kemampuan untuk mendampingi anak dalam pembelajaran seperti ini. Ketimpangan ini bisa menciptakan kesenjangan antar siswa, di mana anak-anak dari keluarga yang lebih mampu akan lebih mudah mengikuti pembelajaran mendalam, sementara yang lain tertinggal.
Kebutuhan Akan Fondasi yang Kuat
Saya percaya bahwa sebelum anak diajak berpikir kritis dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, mereka perlu memiliki fondasi yang kuat terlebih dahulu. Penguasaan tata bahasa, kosakata dasar, dan kemampuan membaca perlu dibangun secara bertahap. Jika pendekatan pembelajaran mendalam diterapkan terlalu dini atau tanpa persiapan yang matang, anak-anak bisa merasa frustrasi dan tidak menikmati proses belajar.
Saya berharap sekolah tetap memberikan ruang bagi pembelajaran dasar yang sistematis, sambil perlahan memperkenalkan pendekatan mendalam sesuai dengan kesiapan anak. Tidak semua anak siap untuk belajar melalui proyek atau diskusi terbuka, terutama di jenjang pendidikan dasar.
Lingkungan Belajar yang Mendukung
Sebagai orang tua, saya juga berharap sekolah menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Anak-anak perlu merasa bahwa mereka boleh salah, boleh belajar perlahan, dan tidak selalu harus tampil sempurna. Guru perlu memahami kondisi psikologis siswa dan memberikan umpan balik yang membangun. Saya sangat menghargai guru yang sabar, kreatif, dan mampu membuat anak saya merasa nyaman belajar Bahasa Inggris.
Saya juga berharap ada komunikasi yang lebih intens antara sekolah dan orang tua. Jika pendekatan pembelajaran mendalam diterapkan, orang tua perlu diberi pemahaman tentang tujuan, metode, dan cara mendukung anak di rumah. Workshop, grup diskusi, atau panduan belajar bisa menjadi solusi agar orang tua tidak merasa ditinggalkan dalam proses pendidikan anak.
Penutup: Pendidikan yang Berpihak pada Anak
Sebagai orang tua, saya mendukung inovasi dalam pendidikan, termasuk pembelajaran mendalam dalam Bahasa Inggris. Namun, saya juga berharap pendekatan ini diterapkan dengan bijak, bertahap, dan kontekstual. Pendidikan seharusnya berpihak pada anak—memahami kebutuhan mereka, menghargai proses belajar mereka, dan melibatkan orang tua sebagai mitra.
Saya percaya bahwa dengan kolaborasi yang baik antara guru, sekolah, dan orang tua, pembelajaran Bahasa Inggris bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan memberdayakan bagi anak-anak kita.
Berikut Perangkat Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 3 Lengkap dapat dilihat pada daftar informasi dibawah ini:
Lihat juga: