Pembelajaran Bahasa Inggris dan Pembentukan Pribadi: Tidak Selalu Bergantung pada Keseriusan Guru.
Pernyataan bahwa pembentukan pribadi siswa dalam pembelajaran mendalam Bahasa Inggris akan terhambat jika guru tidak serius di kelas, meskipun mengandung kebenaran, perlu ditinjau ulang secara lebih kritis. Pandangan tersebut cenderung menempatkan guru sebagai satu-satunya penentu keberhasilan pembelajaran dan perkembangan karakter siswa, padahal kenyataannya proses pendidikan adalah interaksi kompleks antara berbagai faktor: siswa, lingkungan, kurikulum, budaya sekolah, dan bahkan dinamika sosial di luar kelas.
Siswa sebagai Subjek Pembelajaran yang Aktif
Dalam paradigma pendidikan modern, siswa bukan lagi objek yang pasif menerima ilmu dari guru, melainkan subjek aktif yang memiliki potensi, motivasi, dan tanggung jawab atas proses belajarnya sendiri. Pembentukan pribadi yang baik tidak semata-mata bergantung pada keseriusan guru, tetapi juga pada kesiapan dan kemauan siswa untuk belajar, beradaptasi, dan berkembang.
Banyak siswa yang mampu menunjukkan karakter kuat, daya juang tinggi, dan kemampuan komunikasi yang baik dalam Bahasa Inggris meskipun pembelajaran di kelas tidak ideal. Mereka belajar secara mandiri melalui media digital, komunitas belajar, atau pengalaman sosial. Artinya, pembentukan pribadi tidak selalu terhambat oleh kurangnya keseriusan guru, melainkan bisa tetap tumbuh melalui jalur informal dan non-formal yang semakin terbuka di era digital.
Kurikulum dan Sistem Pendidikan yang Kaku
Keseriusan guru sering kali dibatasi oleh sistem pendidikan yang terlalu birokratis dan kurikulum yang kaku. Guru mungkin memiliki niat baik dan semangat tinggi, tetapi dibebani oleh tuntutan administratif, target nilai, dan standar ujian yang tidak memberi ruang bagi pembelajaran mendalam dan pembentukan karakter. Dalam kondisi seperti ini, menyalahkan guru semata menjadi tidak adil.
Sebaliknya, perlu ada reformasi sistemik yang memungkinkan guru untuk lebih fleksibel, kreatif, dan reflektif dalam mengajar. Tanpa dukungan struktural, keseriusan guru akan sulit terwujud secara konsisten. Maka, pembentukan pribadi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris harus dilihat sebagai tanggung jawab bersama antara guru, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.
Bahasa Inggris Bukan Satu-satunya Medium Pembentukan Karakter
Menganggap Bahasa Inggris sebagai medium utama pembentukan pribadi siswa juga perlu dikaji ulang. Bahasa Inggris memang penting sebagai alat komunikasi global, tetapi pembentukan karakter lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai lokal, interaksi sosial, dan pengalaman hidup siswa. Bahasa ibu, budaya lokal, dan pendidikan agama sering kali memiliki peran yang lebih kuat dalam membentuk identitas dan moral siswa.
Pembelajaran Bahasa Inggris yang terlalu berorientasi pada budaya asing tanpa kontekstualisasi lokal justru bisa menimbulkan disonansi nilai. Oleh karena itu, pembentukan pribadi siswa sebaiknya tidak digantungkan pada satu mata pelajaran saja, melainkan melalui pendekatan lintas disiplin yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan global secara seimbang.
Peran Lingkungan Belajar dan Komunitas
Lingkungan belajar yang mendukung, baik di sekolah maupun di rumah, memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan pribadi siswa. Guru yang serius di kelas tidak akan berdampak maksimal jika siswa hidup dalam lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai positif. Sebaliknya, siswa yang berada dalam komunitas yang sehat, penuh empati, dan mendorong eksplorasi diri akan lebih mudah berkembang meskipun pembelajaran formal tidak ideal.
Komunitas belajar, organisasi siswa, dan kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi ruang penting bagi pembentukan karakter. Di sana, siswa belajar bekerja sama, memimpin, menyelesaikan konflik, dan mengekspresikan diri secara lebih bebas. Maka, pembentukan pribadi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris perlu dilihat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan yang lebih luas.
Kesimpulan: Perspektif yang Lebih Seimbang
Keseriusan guru memang penting, tetapi bukan satu-satunya faktor penentu dalam pembentukan pribadi siswa melalui pembelajaran Bahasa Inggris. Siswa memiliki peran aktif, sistem pendidikan perlu mendukung, dan lingkungan belajar harus kondusif. Bahasa Inggris pun bukan satu-satunya medium pembentukan karakter, melainkan bagian dari proses pendidikan yang multidimensi.
Dengan memahami kompleksitas ini, kita dapat merancang strategi pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan efektif—di mana guru tidak dibebani secara berlebihan, siswa diberdayakan, dan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi jembatan menuju pemahaman diri dan dunia yang lebih luas.
Berikut Perangkat Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 5 Lengkap dapat dilihat pada daftar informasi dibawah ini:
- ABSENSI
- ANALISIS ALOKASI WAKTU
- ANALISIS PENILAIAN
- ATP
- BUKU AJAR
- CP
- DAFTAR NILAI
- JURNAL
- KALENDER PENDIDIKAN
- KKTP
- LKPD
- MODUL AJAR
- PROMES
- PROTA
Lihat juga: