Pandangan Kepala Dinas Pendidikan: Mengaktualkan Seni sebagai Pilar Transformasi Pendidikan Sebagai Kepala Dinas Pendidikan yang baru dilantik, saya memandang bahwa mengaktualkan seni dalam pembelajaran bukan sekadar wacana pedagogis, melainkan sebuah strategi transformatif yang harus menjadi prioritas dalam pembangunan pendidikan daerah. Seni bukan hanya tentang estetika, tetapi tentang membentuk manusia yang utuh—berpikir kritis, berjiwa sosial, dan kreatif dalam menghadapi tantangan zaman.
Di tengah arus globalisasi, digitalisasi, dan kompleksitas sosial, pendidikan kita tidak cukup hanya berorientasi pada akademik. Kita membutuhkan pendekatan yang menyentuh hati, membangkitkan daya cipta, dan membentuk karakter. Di sinilah seni memainkan peran sentral.
1. Seni sebagai Medium Pendidikan Humanis dan Kontekstual
Seni memiliki kekuatan untuk menjadikan pembelajaran lebih manusiawi. Ia membuka ruang bagi ekspresi, empati, dan pemaknaan. Ketika seni diaktualkan dalam pembelajaran, siswa tidak hanya belajar untuk tahu, tetapi juga untuk merasa dan memahami. Mereka diajak untuk melihat dunia dari berbagai perspektif, menghargai keberagaman, dan membangun relasi sosial yang sehat.
Sebagai kepala dinas, saya ingin mendorong sekolah-sekolah di daerah ini untuk menjadikan seni sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran. Bukan hanya dalam mata pelajaran seni budaya, tetapi juga dalam pelajaran lain seperti matematika, sains, IPS, dan agama. Seni dapat menjadi jembatan antara teori dan praktik, antara teks dan konteks.
2. Mendorong Kreativitas Guru dan Inovasi Pembelajaran
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Ketika seni diintegrasikan dalam pembelajaran, guru ditantang untuk lebih kreatif dalam merancang metode, media, dan evaluasi. Ini mendorong lahirnya budaya inovasi di sekolah.
Saya berkomitmen untuk mendukung pelatihan dan pengembangan profesional guru dalam bidang seni dan pedagogi kreatif. Kami akan mengadakan lokakarya, klinik pembelajaran, dan forum berbagi praktik baik antar guru. Tujuannya adalah membangun ekosistem pendidikan yang dinamis, kolaboratif, dan berorientasi pada pembelajaran bermakna.
3. Seni sebagai Alat Penguatan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila
Pendidikan karakter sering kali menjadi tantangan dalam implementasi kurikulum. Namun, seni menawarkan jalan yang alami dan efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur. Melalui seni, siswa belajar tentang kerja sama, ketekunan, toleransi, dan tanggung jawab. Mereka belajar menghargai proses, menerima kritik, dan memperbaiki diri.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, seni sangat relevan dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dimensi kreatif, bernalar kritis, dan berkebhinekaan global dapat dikembangkan melalui proyek seni yang mengangkat isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan. Saya akan mendorong sekolah-sekolah untuk mengintegrasikan seni dalam proyek-proyek penguatan karakter dan literasi.
4. Menjawab Tantangan Dunia Nyata dan Kebutuhan Abad 21
Dunia kerja dan kehidupan sosial saat ini menuntut keterampilan yang tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Seni membekali siswa dengan keterampilan abad 21 seperti desain, komunikasi visual, produksi konten, dan pemecahan masalah secara kreatif.
Sebagai kepala dinas, saya ingin memastikan bahwa lulusan sekolah di daerah ini siap menghadapi dunia nyata. Oleh karena itu, seni harus diaktualkan dalam pembelajaran sejak dini. Kami akan mendorong kolaborasi dengan dunia industri kreatif, komunitas seni lokal, dan perguruan tinggi seni untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
5. Strategi Implementasi di Tingkat Daerah
Mengaktualkan seni dalam pembelajaran membutuhkan komitmen lintas sektor. Beberapa langkah strategis yang akan kami tempuh antara lain:
• Menyusun kebijakan daerah yang mendukung pendidikan berbasis seni, termasuk alokasi anggaran, regulasi, dan insentif bagi sekolah yang inovatif.
• Membangun kemitraan dengan seniman lokal, komunitas budaya, dan lembaga seni, untuk menghadirkan pengalaman belajar yang autentik dan kontekstual.
• Menyelenggarakan festival seni pendidikan daerah, sebagai ruang apresiasi, ekspresi, dan kolaborasi antar sekolah.
• Mengembangkan kurikulum muatan lokal berbasis seni dan budaya daerah, untuk memperkuat identitas dan kebanggaan siswa terhadap warisan budaya.
Penutup
Mengaktualkan seni dalam pembelajaran adalah langkah strategis untuk membangun pendidikan yang humanis, adaptif, dan bermakna. Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, saya berkomitmen untuk menjadikan seni sebagai pilar transformasi pendidikan di daerah ini. Karena saya percaya, pendidikan yang baik bukan hanya tentang angka dan nilai, tetapi tentang membentuk jiwa, karakter, dan daya cipta anak-anak kita.
Mari kita bersama-sama menghidupkan seni dalam pembelajaran. Karena di dalam seni, ada harapan, ada kehidupan, dan ada masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah.
Berikut Kumpulan Soal STS dan SAS Seni Budaya Lengkap dapat dilihat pada daftar informasi di bawah ini:
Seni Rupa Kelas 2 Semester 1
Seni Rupa Kelas 2 Semester 2
Seni Rupa Kelas 5 Semester 1