Saluran Guru Indonesia -GABUNG SEKARANG !

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Al-Quran Hadist Kelas 8 Lengkap !

Akidah dan Akhlak: Harusnya Menjadi Revolusi Pendidikan, Bukan Sekadar Tradisi. Sebagai guru Al-Qur’an Hadis di madrasah, saya merasa perlu menyampaikan pandangan yang mungkin tidak populer, tetapi sangat penting: akidah dan akhlak selama ini terlalu sering diposisikan sebagai “hiasan” dalam pendidikan, bukan sebagai “penggerak”. Kita bangga menyebut madrasah sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan moral, tetapi dalam praktiknya, akidah dan akhlak justru sering terpinggirkan oleh tuntutan administratif, kurikulum yang kaku, dan budaya belajar yang dangkal.

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Al-Quran Hadist Kelas 8 Lengkap !

Saya ingin menggugat cara kita mengajarkan akidah dan akhlak. Kita terlalu sibuk dengan hafalan ayat dan hadis, tetapi lupa membangun kesadaran. Kita mengukur keberhasilan siswa dari nilai ujian, bukan dari perubahan sikap. Kita menilai akhlak dari absensi dan tata tertib, bukan dari keberanian moral dan integritas. Padahal, Al-Qur’an dan Hadis tidak pernah mengajarkan pendidikan yang mekanistik. Rasulullah ﷺ membentuk generasi sahabat bukan dengan silabus, tetapi dengan keteladanan, dialog, dan pengalaman hidup.

Pembelajaran mendalam menuntut keterlibatan jiwa, bukan sekadar otak. Tapi mari kita jujur: berapa banyak guru yang benar-benar mengajak siswa merenungi makna ayat tentang keadilan, kasih sayang, atau tanggung jawab sosial? Berapa banyak yang mengaitkan hadis tentang amanah dengan realitas korupsi di sekitar kita? Kita terlalu takut membawa isu-isu kontemporer ke ruang kelas, padahal justru di sanalah akidah dan akhlak diuji. Jika kita terus mengajarkan wahyu secara steril, maka siswa akan menganggapnya tidak relevan.

Kearifan madrasah bukan terletak pada rutinitas religius, tetapi pada keberanian untuk menjadikan nilai sebagai alat perubahan. Saya sering melihat madrasah bangga dengan kegiatan shalat berjamaah, tadarus, dan kultum. Tapi apakah itu cukup? Apakah siswa benar-benar memahami mengapa mereka melakukannya? Ataukah hanya karena takut dimarahi guru? Tanpa kesadaran, semua itu hanya menjadi ritual kosong. Kita butuh madrasah yang berani mendidik dengan makna, bukan hanya dengan aturan.

Saya juga ingin menyoroti bahwa pendidikan akhlak di madrasah sering kali bersifat represif. Siswa dituntut patuh, bukan kritis. Mereka diajarkan untuk diam, bukan berdialog. Padahal, akhlak dalam Islam adalah keberanian untuk bersikap benar, bahkan ketika itu tidak populer. Rasulullah ﷺ adalah teladan akhlak karena beliau berani menentang ketidakadilan, bukan karena beliau hanya bersikap sopan. Jika kita ingin membentuk generasi madani yang tangguh, maka kita harus mendidik mereka untuk berpikir, merasa, dan bertindak secara sadar.

Sebagai guru Al-Qur’an Hadis, saya berusaha menjadikan kelas sebagai ruang refleksi. Saya ajak siswa berdiskusi tentang ayat-ayat yang relevan dengan kehidupan mereka. Saya dorong mereka untuk menulis jurnal spiritual, melakukan proyek sosial, dan berdialog tentang dilema moral. Saya percaya bahwa wahyu harus dihidupkan, bukan hanya dihafalkan. Tapi saya juga sadar, saya tidak bisa melakukannya sendiri. Sistem madrasah harus berubah. Kurikulum harus memberi ruang untuk refleksi. Evaluasi harus menghargai proses. Guru harus diberi kebebasan untuk mendidik dengan hati.

Kita juga harus berani mengintegrasikan akidah dan akhlak ke dalam seluruh mata pelajaran. Fisika harus mengajarkan keagungan ciptaan Allah. Matematika harus menumbuhkan kejujuran berpikir. Bahasa harus menjadi sarana membangun empati. Akidah dan akhlak bukan mata pelajaran terpisah, tetapi napas yang menghidupkan seluruh kurikulum. Jika kita gagal melakukannya, maka madrasah hanya akan menjadi sekolah biasa yang kebetulan memakai label Islam.

Akhirnya, saya ingin menyampaikan bahwa pembelajaran akidah dan akhlak harus menjadi revolusi pendidikan, bukan sekadar tradisi. Kita harus berani meninggalkan cara lama yang dangkal dan membangun cara baru yang mendalam. Kita harus mendidik siswa untuk menjadi manusia yang berpikir, beriman, dan berakhlak dalam arti yang sesungguhnya. Jika kita berhasil melakukannya, maka madrasah akan menjadi pusat peradaban, bukan hanya tempat belajar.

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Al-Quran Hadist Kelas 8 Lengkap !

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain