Saluran Guru Indonesia -GABUNG SEKARANG !

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Kelas 9 Lengkap !

Menjaga Keseimbangan: Pandangan Kritis Pengawas Madrasah terhadap Pembelajaran Mendalam Berbasis Cinta.

Sebagai pengawas madrasah, saya menyambut baik semangat pembelajaran mendalam berbasis cinta yang belakangan ini digaungkan sebagai pendekatan ideal dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Namun, dalam tugas pengawasan yang menuntut objektivitas, akuntabilitas, dan ketegasan terhadap mutu pendidikan, saya merasa perlu memberikan pandangan kritis terhadap gagasan tersebut agar tidak terjebak dalam euforia pedagogis yang belum tentu aplikatif secara sistemik.

Cinta dalam Pendidikan: Antara Nilai dan Beban Emosional

Tidak diragukan bahwa cinta adalah nilai luhur dalam pendidikan Islam. Rasulullah SAW sendiri mendidik dengan kasih sayang, kelembutan, dan keteladanan. Namun, ketika cinta dijadikan fondasi utama dalam pembelajaran, kita perlu berhati-hati agar tidak menjadikannya beban emosional yang tidak proporsional bagi guru.

Guru bukan hanya fasilitator cinta, tetapi juga pengelola pembelajaran, pelaksana kurikulum, dan penjamin mutu. Menuntut guru untuk selalu hadir dengan cinta, kelembutan, dan suasana menyenangkan bisa menjadi tekanan psikologis yang tidak sehat, terutama di tengah beban administrasi, tuntutan akreditasi, dan keterbatasan sumber daya. Cinta harus dimaknai sebagai komitmen profesional, bukan sekadar ekspresi afektif.

Pembelajaran Mendalam: Tidak Selalu Nyaman

Pembelajaran mendalam menuntut proses berpikir kritis, reflektif, dan kontekstual. Proses ini sering kali menimbulkan ketegangan intelektual, konflik kognitif, bahkan rasa frustrasi. Jika suasana menyenangkan dijadikan syarat utama, maka pembelajaran mendalam bisa tergeser oleh pendekatan yang lebih dangkal dan menyenangkan secara instan, seperti permainan, hiburan, atau aktivitas yang minim tantangan.

Sebagai pengawas, saya sering menemukan kelas yang “ramai dan ceria” tetapi miskin substansi. Guru terlalu fokus pada membuat siswa senang, tetapi lupa membangun kedalaman berpikir. Padahal, pendidikan bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga tentang ketangguhan, ketekunan, dan keberanian menghadapi kompleksitas.

Madrasah: Siapkah Secara Struktural?

Gagasan pembelajaran mendalam berbasis cinta menuntut perubahan paradigma yang tidak bisa dilakukan secara parsial. Dibutuhkan reformasi kurikulum, pelatihan guru yang mendalam, budaya sekolah yang reflektif, dan kepemimpinan madrasah yang visioner. Tanpa dukungan struktural, pendekatan ini hanya akan menjadi jargon yang indah di atas kertas.

Sebagai pengawas, saya melihat banyak madrasah masih terjebak dalam rutinitas administratif, tekanan ujian nasional, dan kurikulum yang padat. Guru dituntut menyelesaikan silabus, bukan membangun dialog. Siswa dinilai berdasarkan angka, bukan proses berpikir. Dalam kondisi seperti ini, pembelajaran berbasis cinta bisa menjadi ilusi yang menutupi masalah sistemik.

Evaluasi dan Akuntabilitas: Dimensi yang Sering Terlupakan

Pendekatan berbasis cinta sering kali mengabaikan dimensi evaluasi dan akuntabilitas. Bagaimana kita mengukur keberhasilan pembelajaran mendalam berbasis cinta? Apakah cukup dengan suasana kelas yang menyenangkan? Atau harus ada indikator yang jelas tentang peningkatan pemahaman, karakter, dan keterampilan siswa?

Sebagai pengawas, saya menekankan pentingnya instrumen evaluasi yang objektif dan terstandar. Cinta tidak bisa menjadi alasan untuk mengabaikan mutu. Justru cinta yang sehat adalah cinta yang bertanggung jawab—yang berani menilai, memberi umpan balik, dan mendorong perbaikan.

Penutup: Pendidikan yang Seimbang dan Bermutu

Pembelajaran mendalam berbasis cinta adalah gagasan yang mulia, tetapi harus dibingkai dalam pendekatan yang seimbang, sistemik, dan terukur. Madrasah perlu membangun ekosistem pembelajaran yang tidak hanya ramah secara emosional, tetapi juga tangguh secara intelektual dan akuntabel secara profesional.

Sebagai pengawas, tugas saya bukan menolak gagasan ideal, tetapi memastikan bahwa setiap pendekatan pedagogis dijalankan dengan kesadaran struktural, kesiapan sumber daya, dan komitmen terhadap mutu. Cinta tetap penting, tetapi harus berjalan beriringan dengan ketegasan, refleksi, dan keberanian untuk berubah.

Berikut Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Kelas 9 Lengkap dapat dilihat pada daftar infromasi dibawah ini:

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain