Saluran Deep Learning -GABUNG SEKARANG !

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) SKI Kelas 12 Lengkap !

SKI di Madrasah Aliyah: Antara Pusat Peradaban dan Tantangan Relevansi. Sebagai guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah, saya menyambut baik gagasan menjadikan SKI sebagai pokok utama pendidikan dengan pendekatan deep learning. Namun, saya juga tidak menutup mata terhadap kritik yang mempertanyakan relevansi dan risiko ideologisasi dari gagasan tersebut. Justru dari ketegangan dua pandangan itulah saya melihat peluang untuk merekonstruksi pembelajaran SKI secara lebih tajam, kontekstual, dan transformatif.

Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) SKI Kelas 12 Lengkap - proscar.live

SKI Bukan Sekadar Mata Pelajaran, Tapi Arena Pembentukan Kesadaran

SKI bukan hanya tentang menghafal nama-nama dinasti, tahun peperangan, atau tokoh-tokoh besar. SKI adalah arena pembentukan kesadaran sejarah, identitas, dan nilai-nilai peradaban. Dalam konteks madrasah, SKI berfungsi sebagai jembatan antara warisan Islam dan realitas kehidupan peserta didik hari ini. Ketika diajarkan dengan pendekatan deep learning, SKI bisa menjadi ruang refleksi, dialog, dan pembacaan ulang terhadap sejarah secara kritis.

Namun, saya tidak sepakat jika SKI dijadikan “pokok utama” secara struktural dalam kurikulum. Pendidikan madrasah harus bersifat multidisipliner dan adaptif. Menempatkan SKI sebagai pusat bisa menimbulkan dominasi narasi dan mengabaikan pentingnya integrasi ilmu lain seperti sains, teknologi, dan literasi global. Yang lebih penting adalah menjadikan SKI sebagai “penggerak makna” dalam seluruh pembelajaran, bukan sebagai “penguasa kurikulum”.

Deep Learning dalam SKI: Antara Harapan dan Kenyataan

Pendekatan deep learning menawarkan harapan besar: pembelajaran berbasis makna, refleksi, kolaborasi, dan proyek kontekstual. Saya telah mencoba menerapkannya dalam kelas SKI dengan berbagai strategi:

• Mengajak peserta didik membuat peta interaktif peradaban Islam.

• Mendorong mereka menulis esai reflektif tentang tokoh sejarah dan relevansinya hari ini.

• Mengintegrasikan SKI dengan pelajaran Informatika melalui proyek digitalisasi manuskrip klasik.

Hasilnya luar biasa. Peserta didik lebih terlibat, berpikir kritis, dan merasa memiliki hubungan emosional dengan sejarah. Namun, saya juga menghadapi tantangan besar: keterbatasan waktu, beban administrasi, minimnya pelatihan guru, dan tekanan ujian nasional yang masih berorientasi hafalan. Tanpa dukungan sistemik, deep learning dalam SKI bisa menjadi utopia pedagogis yang sulit diwujudkan.

Kritik Terhadap Romantisme Sejarah: Perlu, Tapi Jangan Sinis

Saya setuju bahwa pembelajaran SKI sering terjebak dalam glorifikasi masa lalu. Namun, saya menolak anggapan bahwa sejarah Islam hanya berisi nostalgia semu. Justru tugas guru SKI adalah membongkar romantisme itu dan menggantinya dengan pembacaan kritis. Misalnya, ketika membahas kejayaan Dinasti Abbasiyah, saya tidak hanya menyoroti kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga konflik internal, marginalisasi perempuan, dan dinamika politik yang kompleks.

Kritik terhadap SKI harus diarahkan pada metode pengajarannya, bukan pada substansi sejarahnya. Kita tidak perlu menyingkirkan SKI dari pusat pembelajaran, tetapi mereformasi cara kita mengajarkannya: dari hafalan ke pemaknaan, dari monolog ke dialog, dari dogma ke refleksi.

SKI sebagai Ruang Dialog Multikultural

Dalam konteks Indonesia yang majemuk, SKI bisa menjadi ruang dialog antarbudaya dan antarmazhab. Saya sering mengajak peserta didik membandingkan sejarah Islam di Timur Tengah dengan sejarah Islam di Nusantara. Kami membahas perbedaan pendekatan dakwah, akulturasi budaya, dan dinamika sosial. Ini membuka wawasan bahwa Islam bukan satu warna, tetapi pelangi peradaban.

Namun, saya juga waspada terhadap risiko ideologisasi. SKI harus diajarkan dengan semangat inklusif, bukan sebagai alat penyeragaman. Guru SKI harus menjadi penjaga keberagaman, bukan penjaga ortodoksi tunggal.

Penutup: SKI Sebagai Pilar Reflektif, Bukan Menara Gading

Sebagai guru SKI, saya percaya bahwa sejarah bukan untuk dipuja, tetapi untuk dipelajari dan ditafsirkan ulang. SKI tidak harus menjadi pokok utama secara struktural, tetapi harus menjadi pilar reflektif dalam pendidikan madrasah. Dengan pendekatan deep learning, SKI bisa menghidupkan kembali semangat belajar yang bermakna, membentuk karakter yang tangguh, dan membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan.

Tugas kita bukan hanya mengajarkan sejarah, tetapi menghidupkan peradaban dalam jiwa peserta didik. Dan itu hanya mungkin jika kita berani mengajar SKI dengan keberanian intelektual, empati historis, dan semangat pembebasan.

Berikut Perangkat Deep Learning Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) SKI Kelas 12 Lengkap dapat dilihat pada daftar informasi dibawah ini: 

Lihat juga :

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain