Saluran Deep Learning -GABUNG SEKARANG !

STS & SAS Kelas 3

Ujian Sumatif di Sekolah Dasar: Refleksi Kritis dari Perspektif Pengawas Sekolah. Sebagai pengawas sekolah dasar, saya memandang ujian sumatif bukan sekadar instrumen evaluasi, melainkan cerminan dari bagaimana sistem pendidikan kita memaknai proses belajar. Di satu sisi, ujian sumatif memiliki fungsi penting dalam menilai capaian akhir siswa. Namun di sisi lain, jika tidak dikelola secara bijak, ia dapat menjadi alat yang menyederhanakan kompleksitas belajar menjadi sekadar angka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menempatkan ujian sumatif secara proporsional dalam ekosistem pendidikan dasar yang lebih luas.

STS & SAS Kelas 3

Fungsi Strategis Ujian Sumatif

Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, ujian sumatif berperan sebagai indikator makro yang membantu kami memetakan capaian belajar siswa di berbagai satuan pendidikan. Hasil ujian sumatif dapat memberikan gambaran umum tentang efektivitas pembelajaran, kesesuaian implementasi kurikulum, serta kesiapan siswa dalam menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.

Lebih dari itu, ujian sumatif juga menjadi alat akuntabilitas. Sekolah dapat menunjukkan kepada pemangku kepentingan—orang tua, pemerintah daerah, dan masyarakat—bahwa proses pembelajaran telah menghasilkan output yang terukur. Dalam hal ini, ujian sumatif membantu menjaga transparansi dan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan.

Keterbatasan yang Perlu Diantisipasi

Namun demikian, sebagai pengawas, saya juga menyaksikan langsung berbagai tantangan yang muncul dari praktik ujian sumatif di lapangan. Salah satu yang paling menonjol adalah kecenderungan sebagian guru dan sekolah untuk menjadikan ujian sumatif sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan belajar. Akibatnya, pembelajaran menjadi berorientasi pada hasil akhir, bukan pada proses dan pemahaman yang mendalam.

Saya juga menemukan bahwa banyak soal ujian sumatif masih bersifat tekstual, abstrak, dan kurang kontekstual. Ini menyulitkan siswa yang memiliki gaya belajar berbeda atau berasal dari latar belakang sosial yang beragam. Padahal, pendidikan dasar seharusnya memberi ruang bagi keberagaman cara berpikir dan mengekspresikan pemahaman.

Selain itu, tekanan terhadap capaian nilai ujian sering kali berdampak pada psikologis siswa. Anak-anak usia sekolah dasar yang seharusnya belajar dengan gembira justru merasa cemas, takut gagal, bahkan kehilangan motivasi belajar. Ini menjadi alarm bagi kita semua untuk meninjau kembali pendekatan evaluasi yang digunakan.

Peran Pengawas: Mendorong Evaluasi yang Berimbang

Sebagai pengawas, tugas kami bukan hanya memantau pelaksanaan ujian, tetapi juga membina guru dan kepala sekolah agar mampu merancang sistem evaluasi yang berimbang. Ujian sumatif perlu dilengkapi dengan asesmen formatif, observasi, portofolio, dan proyek-proyek autentik yang mencerminkan kemampuan siswa secara lebih utuh.

Kami mendorong guru untuk tidak hanya menilai apa yang siswa tahu, tetapi juga bagaimana mereka berpikir, bekerja sama, menyelesaikan masalah, dan menunjukkan sikap positif dalam belajar. Dalam supervisi akademik, kami sering mengajak guru merefleksikan: “Apakah asesmen yang Anda buat sudah mencerminkan nilai-nilai karakter dan kompetensi abad 21 yang ingin kita tanamkan?”

Kami juga mengingatkan kepala sekolah agar tidak menjadikan nilai ujian sebagai satu-satunya indikator keberhasilan sekolah. Keberhasilan sejati adalah ketika siswa tumbuh menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia—bukan sekadar lulus dengan nilai tinggi.

Menuju Budaya Evaluasi yang Mendidik

Perubahan paradigma evaluasi tidak bisa terjadi seketika. Ia membutuhkan proses pendampingan, pelatihan, dan perubahan budaya di tingkat sekolah. Pengawas memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kolektif bahwa evaluasi adalah bagian dari pembelajaran, bukan akhir dari pembelajaran.

Kami juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk memperkaya bentuk asesmen. Misalnya, penggunaan aplikasi portofolio digital, kuis interaktif, atau video presentasi siswa dapat menjadi alternatif yang menarik dan bermakna. Dengan demikian, siswa tidak hanya diuji, tetapi juga diberdayakan.

Penutup: Menempatkan Ujian Sumatif dalam Konteks yang Lebih Luas

Ujian sumatif tetap relevan dan dibutuhkan dalam sistem pendidikan dasar. Namun, ia tidak boleh berdiri sendiri. Ia harus menjadi bagian dari sistem evaluasi yang lebih luas, yang menghargai proses, keberagaman, dan potensi unik setiap anak.

Sebagai pengawas, saya percaya bahwa tugas kita bukan hanya memastikan siswa bisa menjawab soal, tetapi memastikan mereka siap menghadapi kehidupan. Dan untuk itu, kita perlu membangun budaya evaluasi yang mendidik, membina, dan memanusiakan.

STS 1 KELAS 3

 
 SAS 1 KELAS 3
 

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain