Saluran Deep Learning -GABUNG SEKARANG !

Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD, SMP dan SMA/SMK

Pagi itu, matahari menyelinap lembut ke dalam ruang kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Falah. Ustazah Rani berdiri di depan papan tulis, menatap wajah-wajah penuh harap yang duduk rapi di bangku masing-masing. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini adalah hari penilaian formatif, dan bukan sekadar angka yang akan ia cari.

Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD, SMP dan SMA/SMK

Sejak Kurikulum Merdeka diterapkan di madrasahnya, Ustazah Rani merasa seperti menemukan kembali makna mendidik. Ia tak lagi sekadar mengejar nilai akhir, melainkan menapaki proses belajar anak-anak dengan lebih manusiawi dan reflektif.

“Anak-anak,” katanya lembut, “hari ini kita akan melakukan penilaian formatif untuk materi ‘Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sehari-hari’. Tapi bukan dengan ujian tertulis. Kalian akan membuat jurnal refleksi tentang satu peristiwa yang pernah kalian alami, di mana kalian memilih untuk bersikap jujur, sabar, atau menolong orang lain.”

Beberapa anak tampak bingung. Biasanya penilaian berarti soal pilihan ganda atau uraian. Tapi kali ini, mereka diminta menulis dari hati.

Ustazah Rani berjalan perlahan di antara bangku, sesekali membisikkan dorongan, “Kamu bisa menulis tentang saat kamu membantu ibu di rumah, atau ketika kamu jujur kepada teman meski itu sulit.”

Penilaian formatif, pikirnya, bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memahami. Ia mencatat proses, memberi umpan balik, dan membangun dialog. Di akhir sesi, ia duduk bersama tiga siswa yang tampak kesulitan menulis. Ia tidak memberi nilai, tapi memberi waktu dan perhatian.

Seminggu kemudian, giliran penilaian sumatif. Kali ini, untuk mata pelajaran Bahasa Arab. Formatnya tetap berbeda dari masa lalu. Ia menyusun soal berbasis konteks, bukan sekadar hafalan. Misalnya, siswa diminta menerjemahkan dialog antara dua sahabat yang sedang berdiskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan hati.

“Penilaian sumatif bukan akhir dari segalanya,” gumamnya sambil memeriksa hasil kerja siswa. “Tapi ia memberi gambaran capaian akhir, sebagai akumulasi dari proses yang telah dijalani.”

Ia mencatat nilai, tapi juga menyisipkan catatan kecil di lembar jawaban: “Kosa kata kamu sudah bagus, tapi coba perhatikan struktur kalimat ya.” Atau, “Terjemahanmu sudah tepat, tapi bisa lebih halus jika kamu gunakan sinonim yang sesuai.”

Di ruang guru, beberapa rekan masih bertanya-tanya tentang format penilaian baru ini. “Rani, kenapa kamu repot-repot bikin jurnal dan observasi? Bukankah lebih mudah pakai soal pilihan ganda saja?”

Ustazah Rani tersenyum. “Karena anak-anak bukan mesin penghafal. Mereka manusia yang belajar dengan cara berbeda. Penilaian formatif membantu kita melihat proses mereka, bukan hanya hasil.”

Ia lalu menjelaskan bahwa dalam Kurikulum Merdeka, penilaian formatif bersifat diagnostik dan berkelanjutan. Ia dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberi umpan balik, memperbaiki strategi mengajar, dan mendampingi siswa secara personal. Sementara penilaian sumatif dilakukan di akhir unit atau semester untuk menilai capaian akhir siswa.

“Formatnya bisa beragam,” tambahnya. “Observasi, jurnal, proyek, portofolio, bahkan diskusi kelompok. Yang penting, kita tahu apa yang ingin kita nilai—kompetensi, bukan sekadar konten.”

Di akhir semester, Ustazah Rani mengumpulkan portofolio siswa. Ia tidak hanya melihat nilai, tapi juga perkembangan sikap, refleksi, dan kreativitas mereka. Ia menyusun laporan hasil belajar yang tidak hanya berisi angka, tapi juga narasi perkembangan.

Salah satu siswa, Fikri, yang dulu pendiam dan sering dianggap ‘biasa saja’, kini menunjukkan kemajuan luar biasa. Dalam jurnalnya, ia menulis tentang bagaimana ia belajar sabar menghadapi adik yang suka merebut mainannya. Dalam proyek Bahasa Arab, ia membuat poster tentang pentingnya menjaga lisan, lengkap dengan kutipan ayat dan hadis.

Ustazah Rani menatap jurnal itu dengan mata berkaca. “Inilah pendidikan,” bisiknya. “Menemukan cahaya dalam diri anak-anak, dan membantu mereka menyinari dunia.”

Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD, SMP dan SMA/SMK : 

Link 1. Format Penilaian Sumatif

Link 2. Formatif Kurikulum  

Lihat juga :

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain