Saluran Deep Learning -GABUNG SEKARANG !

STS & SAS Kelas 5

Ujian Sumatif di Sekolah Dasar: Perspektif Wali Kelas antara Tanggung Jawab dan Kepekaan

Sebagai wali kelas di sekolah dasar, saya berada di garis depan interaksi langsung dengan siswa, orang tua, dan guru mata pelajaran. Dalam posisi ini, saya tidak hanya bertanggung jawab atas administrasi kelas, tetapi juga menjadi penghubung antara sistem pendidikan dan kehidupan nyata anak-anak. Ketika berbicara tentang ujian sumatif, saya melihatnya bukan hanya sebagai alat ukur capaian akademik, tetapi juga sebagai cerminan dari bagaimana kita memaknai proses belajar anak secara menyeluruh.

STS & SAS Kelas 5

Ujian Sumatif sebagai Instrumen Evaluasi Formal

Secara struktural, ujian sumatif memang memiliki peran penting. Ia menjadi bagian dari sistem penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai akhir siswa, baik dalam laporan hasil belajar maupun dalam pengambilan keputusan seperti kenaikan kelas. Dalam konteks ini, ujian sumatif membantu guru dan sekolah untuk menilai sejauh mana kompetensi dasar telah tercapai.

Sebagai wali kelas, saya menggunakan hasil ujian sumatif untuk memetakan kekuatan dan kelemahan siswa secara akademik. Nilai ujian menjadi salah satu referensi dalam menyusun program pengayaan atau remedial, serta dalam menyampaikan laporan perkembangan siswa kepada orang tua. Dengan kata lain, ujian sumatif memberikan data yang dapat digunakan untuk merancang intervensi pembelajaran yang lebih tepat sasaran.

Keterbatasan dalam Menangkap Keutuhan Anak

Namun, saya juga menyadari bahwa ujian sumatif memiliki keterbatasan yang signifikan. Ia cenderung menilai aspek kognitif secara sempit—terutama kemampuan mengingat dan memahami informasi dalam format tertentu. Padahal, anak-anak di usia sekolah dasar sedang berada dalam fase perkembangan yang kompleks: mereka belajar berinteraksi, membentuk karakter, mengembangkan kreativitas, dan membangun rasa percaya diri.

Saya sering menjumpai siswa yang aktif berdiskusi, rajin membantu teman, dan menunjukkan sikap belajar yang positif, tetapi tidak mendapat nilai tinggi dalam ujian karena kesulitan memahami soal atau mengalami kecemasan saat ujian. Sebaliknya, ada siswa yang mendapat nilai tinggi tetapi kurang menunjukkan partisipasi dalam proses belajar. Ini menunjukkan bahwa ujian sumatif tidak cukup untuk menggambarkan potensi anak secara utuh.

Sebagai wali kelas, saya merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan kepada orang tua bahwa nilai ujian bukan satu-satunya indikator keberhasilan anak. Saya berusaha membangun komunikasi yang sehat dan edukatif, agar orang tua memahami bahwa perkembangan anak mencakup banyak aspek yang tidak selalu tercermin dalam angka.

Menyeimbangkan Evaluasi: Peran Wali Kelas sebagai Fasilitator

Dalam praktik sehari-hari, saya berupaya menyeimbangkan antara evaluasi formal dan informal. Selain ujian sumatif, saya melakukan observasi harian, mencatat perilaku siswa, menilai partisipasi dalam kegiatan kelas, dan mengumpulkan portofolio hasil karya mereka. Saya juga memberi ruang bagi siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka melalui jurnal atau diskusi kelompok.

Saya percaya bahwa evaluasi yang baik adalah evaluasi yang mendidik. Oleh karena itu, saya berusaha menjadikan ujian sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai momen yang menakutkan. Saya membimbing siswa dalam memahami tujuan ujian, membantu mereka mempersiapkan diri dengan cara yang sehat, dan memberikan umpan balik yang membangun setelah ujian selesai.

Saya juga mendorong guru mata pelajaran untuk merancang soal ujian yang kontekstual, menantang nalar, dan relevan dengan kehidupan siswa. Soal yang baik bukan hanya menguji hafalan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

Penutup: Ujian Sumatif dalam Bingkai Kemanusiaan

Sebagai wali kelas, saya memandang ujian sumatif sebagai bagian dari tanggung jawab profesional yang harus dijalankan dengan kepekaan dan kebijaksanaan. Ia bukan alat untuk menghakimi anak, tetapi untuk memahami mereka lebih dalam. Ia bukan tujuan akhir, tetapi bagian dari perjalanan belajar yang panjang.

Dengan pendekatan yang manusiawi, reflektif, dan berpihak pada anak, ujian sumatif dapat menjadi alat yang mendukung pertumbuhan, bukan menghambatnya. Dan sebagai wali kelas, saya berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan antara tuntutan sistem dan kebutuhan anak, agar pendidikan benar-benar menjadi ruang yang membebaskan, membina, dan memanusiakan.

STS 1 KELAS 5
   
 SAS 1 KELAS 5
 

Posting Komentar

© DEEP LEARNING. All rights reserved. Developed by Jago Desain