Menapak Jalan Profesionalisme: Cerita di Balik Ujian PPG. Di sebuah madrasah kecil di pinggiran kota, aku berdiri di depan kelas dengan rasa haru yang tak terlukiskan. Hari itu, aku baru saja menyelesaikan ujian akhir Pendidikan Profesi Guru (PPG), sebuah proses panjang yang telah mengubah cara pandangku terhadap profesi yang selama ini kujalani. Bukan sekadar ujian, PPG adalah cermin yang memantulkan siapa aku sebagai pendidik—apa yang telah kulakukan, dan apa yang masih perlu kutumbuhkan.
Awalnya, aku memandang PPG sebagai kewajiban administratif. Sebuah syarat untuk mendapatkan sertifikasi, tunjangan, dan pengakuan formal. Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan bahwa PPG bukan sekadar tentang lulus atau tidak lulus. Ia adalah proses pembelajaran ulang, pembongkaran paradigma, dan penataan ulang komitmen sebagai guru.
Setiap modul yang kupelajari dalam PPG membuka lapisan-lapisan baru dalam pemahamanku. Modul pedagogik mengajarkanku bahwa mengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi tentang membangun relasi, menciptakan ruang aman, dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Modul profesionalisme menantangku untuk merefleksikan etika, integritas, dan tanggung jawab sosial sebagai pendidik. Modul kepribadian membuatku bercermin: apakah aku cukup sabar, cukup bijak, cukup terbuka untuk terus belajar?
Yang paling berkesan adalah saat aku harus menyusun RPP dan melaksanakan praktik mengajar daring. Di tengah keterbatasan jaringan dan perangkat, aku belajar beradaptasi. Aku mulai menggunakan media interaktif, memanfaatkan platform digital, dan mengubah gaya komunikasiku agar lebih inklusif dan dialogis. Murid-muridku, yang semula pasif, mulai menunjukkan antusiasme. Mereka bertanya, berdiskusi, bahkan membuat proyek kecil yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Ujian PPG bukan hanya soal menjawab soal pilihan ganda atau menyusun portofolio. Ia adalah ujian terhadap ketangguhan mental, kedewasaan profesional, dan kemauan untuk berubah. Ada malam-malam panjang yang kuhabiskan untuk membaca referensi, menyusun perangkat ajar, dan merevisi video pembelajaran. Ada momen frustrasi ketika nilai simulasi belum memenuhi harapan. Tapi justru di titik-titik itulah aku belajar tentang ketekunan dan refleksi.
Yang paling menyentuh adalah dukungan dari sesama guru. Kami membentuk kelompok belajar, saling berbagi materi, saling menyemangati. Di tengah tekanan, tumbuh solidaritas. Kami bukan pesaing, tetapi sesama pejuang pendidikan. Kami saling mengingatkan bahwa tujuan akhir bukan sekadar sertifikat, tetapi transformasi diri sebagai pendidik yang lebih baik.
Kini, setelah ujian selesai, aku menyadari bahwa PPG telah menjadi titik balik dalam perjalanan profesiku. Aku tak lagi mengajar dengan cara lama. Aku mulai merancang pembelajaran berbasis masalah, mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan membuka ruang refleksi di akhir setiap pelajaran. Aku tak lagi melihat murid sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang punya suara, mimpi, dan potensi.
PPG juga mengubah cara pandangku terhadap evaluasi. Aku belajar bahwa asesmen bukan hanya soal angka, tetapi tentang umpan balik, pertumbuhan, dan kebermaknaan. Aku mulai menggunakan rubrik kualitatif, memberi komentar yang membangun, dan mengajak murid merefleksikan proses belajarnya.
Lebih dari itu, PPG membuatku kembali jatuh cinta pada profesi ini. Ia mengingatkanku bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa, bukan sekadar pekerjaan. Bahwa di balik setiap lembar RPP, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik. Bahwa di balik setiap interaksi dengan murid, ada peluang untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan.
Kini aku berdiri di depan kelas dengan rasa syukur. Ujian PPG telah usai, tetapi ujian sejati sebagai guru baru saja dimulai. Aku tahu jalan ini tak mudah. Akan ada tantangan, perubahan kurikulum, tuntutan administrasi. Tapi aku juga tahu bahwa aku tak sendiri. Ada komunitas guru yang terus belajar, ada murid-murid yang menanti pembelajaran bermakna, dan ada semangat yang terus menyala dalam diriku.
PPG bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang menuju profesionalisme sejati. Dan aku siap melangkah, dengan hati yang terbuka, pikiran yang kritis, dan komitmen yang tak tergoyahkan.
PANDUAN UNDUH FILE :
Download Pakta Integritas Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) Secara Daring Berbasis Domisili Tahun 2025

